Pages

Wednesday, 25 February 2015

Remaja Alay Indonesia

Apa yang Anda pikirkan saat membaca dialog di atas? Bagi yang tidak mengenal bahasa Korea sama sekali, pasti bingung apa yang dimaksud dengan ‘M’ dalam dialog-dialognya. Di dalam dialog di atas pun ‘D’ terlihat tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh ‘M’, padahal dalam dialog tersebut terlihat kalau ‘D’ juga menyukai hal-hal mengenai Korea. Kata-kata yang dipakai ‘M’ adalah kata-kata di dalam bahasa Korea yang dipakai agar terlihat ‘kekorea-koreaan’ dan terlihat menguasai bahasa Korea, seperti orang-orang yang mencampur bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris dalam percakapannya. Tapi orang yang menggunakan bahasa Indonesia dan Korea ini sebetulnya malah terlihat ‘alay’ dan ‘bodoh’. Kenapa? Bahasa Korea dan Bahasa Indonesia memiliki banyak perbedaan, sehingga jika dicampur pasti akan mengalami banyak pergeseran makna. Salah satunya adalah perbedaan tata bahasa. Bahasa Indonesia memiliki tata bahasa Subjek + Predikat + Objek (Ibu + Makan + Nasi), sedangkan bahasa Korea memiliki tata bahasa Subjek + Objek +  Predikat (Ibu + Nasi + Makan). Belum  lagi ditambah partikel yang harus dilekatkan di dalam kata benda bahasa Korea. Konyol bukan apabila dicampur dengan bahasa Indonesia? Coba kita lihat perkataan ‘M’ satu persatu.
Kalimat pertama: Eoni upload photo oppa oppa, eoni k-popers ne? (Kakak mengunggah foto abang-abang (?), eonni suka kpop ya?


Kata-kata yang dipakai ‘M’ jelas sekali memiliki banyak kesalahan. Pertama, kata eoni, yang berarti kakak perempuan (jika yang memanggil perempuan). Kata eoni yang benar di dalam bahasa Korea adalah 언니 yang memiliki ejaan latin eoni. Tentu saja kita tidak memakai kata ‘eoni’ dalam bahasa Indonesia, cukup memakai kata ‘kakak’. Yang kedua, oppa oppa. Oppa adalah panggilan untuk kakak laki-laki (jika yang memanggil perempuan). Bahasa Indonesia mengenal kata ganda agar kata tersebut menjadi jamak, tetapi bahasa Korea tidak. Jika ingin membuat suatu kata benda menjadi jamak, kita harus menambahkan 들(deul) di belakang kata benda tersebut, sehingga kata yang benar adalah 오빠들 (oppadeul). Yang ketiga, ne. Mungkin maksudnya adalah ‘ne’ yang bermakna ‘ya’ dalam bahasa Korea. Namun kata ‘ne’ hanya dipakai pada saat menjawab pertanyaan yang berjawab ya/tidak saja, bukan dipakai dalam kalimat tanya.
Kalimat kedua: Eoni, nae juga suka sama exo loh.  (Kakak,aku juga suka sama exo lho)
Kata yang belum dibahas di kalimat ini adalah kata ‘nae’. Kata ‘nae’ sendiri berasal dari kata 나 (na/aku) dan 의 (eui/”kepemilikan”). Jadi, apabila digabung di dalam kalimat di atas malah jadi aneh bukan? Lebih cocok apabila menggunakan 나 (na) dalam kalimat apabila ingin menunjuk pada orang pertama (aku).
Kalimat ketiga:  Iya, nae sama neo itu chingu, eoni mau kan berchinguan sama nae? (Iya, aku sama kamu itu sahabat, kakak mau kan bersahabat sama aku?)
Pertama, kata ‘neo’ yang berarti kamu. Di dalam bahasa Korea, kata ‘neo’ itu hanya boleh dipakai untuk sahabat dekat saja, tidak boleh dipakai sembarangan, apalagi dipakai kepada orang yang baru dikenal seperti contoh di dialog ini. Kedua, kata ‘chingu’ yang berarti sahabat. Kata 친구 (Chinggu) HANYA boleh dipakai untuk menunjukkan orang yang merupakan sahabat yang sudah sangat dekat dengan kita. Apabila orang tersebut tidak begitu dekat, biasanya mereka disebut kakak atau malah 아는 사람 (Aneun saram/ orang yang dikenal). Jadi, pemakaian kata chinggu itu tidak sembarangan. Apalagi kata ‘berchinguan’. Tidak ada kalimat tersebut dalam bahasa Indonesia.
Kalimat keempat: Hehe, eoni di exo joha sama nugu? nae joha sama oppa do, soalnya oppa do itu neomu neomu tamvan, bulet bulet eoteohkae (Hehe, kakak di exo suka sama siapa? Aku suka sama abang  do, soalnya abang do itu sangat sangat tampan, bulet bulet gimana)
Pertama, kata joha. Mungkin yang ‘M’ maksud disini adalah kata 좋아 (Joha) yang berarti suka, tetapi kata ini berasal dari kata 좋다 (Jotha) yang merupakan predikat. Predikat dalam bahasa korea harus dilekatkan oleh akhiran tertentu berdasarkan lawan bicara. Apabila lawan bicara seumuran, maka kita boleh menggunakan 좋아 (Joha), sedangkan apabila lawan bicara lebih tua, maka kita harus minimal menggunakan 좋아요 (Johayo). Kedua, kata nugu. Mungkin yang ‘M’  maksud disini adalah kata 누구 (nugu) yang berarti siapa. Namun seperti yang saya sebutkan di atas, kata benda harus ditambahkan partikel. Karena nugu disini memiliki posisi sebagai objek dalam kalimat, maka ia harus dilekatkan dengan partikel objek, yaitu 를 (reul) sehingga menjadi 누구를 (nugureul). Ketiga, oppa do. Maksudnya adalah seorang laki-laki yang lebih tua yang bernama Do. Dalam bahasa Korea, nama dilekatkan di depan gelar sehingga yang benar adalah Do Oppa, bukan oppa do. Keempat, penggunaan neomu neomu sudah benar. Kelima, tamvan. Ini bukan bahasa Korea, tapi bahasa Indonesia. Namun bahasa Indonesia yang benar adalah ‘tampan’, bukan ‘tamvan’. Terakhir, eoteohkae. Mungkin yang ‘M’ maksud disini adalah kata 어떻게 (Eotteokhe) yang berarti bagaimana. Tidak seperti bahasa gaul Indonesia yang mengenal frasa ‘gimana gitu’, di bahasa Korea tidak mengenal frasa seperti itu dan kata eotteohkae sangat aneh bila diletakkan dalam akhir kalimat pernyataan.
Kalimat kelima: Eoni gak araseo yah? ya udah lupain aja, gomawoh neo udah mau chat sama nae. (Kakak tidak mengerti ya? Ya sudah lupakan saja, terima kasih kamu sudah mau mengobrol dengan saya).
Pertama, kata araseo. Mungkin maksud ‘M’ adalah 알았어 (Arasseo/ saya sudah mengerti). Kata ini berasal dari kata 알다 (Alda/ mengerti) yang merupakan predikat sehingga seperti yang saya jelaskan di atas, pemakaian 요 (yo) atau tidak tergantung dari lawan bicara. Karena ‘M’ dan ‘D’ pertama kali berbicara, tentunya tidak boleh menggunakan arasseo saja. Dan jangan lupa, predikat diletakkan di akhir kalimat di dalam bahasa Korea. Kedua, kata gomawoh. Mungkin maksud ‘M’  adalah 고마워 (Gomawo/ terima kasih). Kata ini berasal dari kata 고맙다 (Gomapta/ terima kasih) yang merupakan predikat.
Kalimat keenam: Kenapa? mian kalau ganggu, eoni mau kan mianhin nae? eoni mau gak kalau nanti nae upload photo exo oppa, eoni nae tag? mau ya? jebal, nanti kalau eoni yang upload gantian, neo yang tag nae, oke ne? (Kenapa? Maaf kalau aku mengganggu, kakak mau ‘kan maafin aku? Kakak mau gak kalau nanti aku unggaf foto abang exo, kakak aku tag? Mau ya? Tolong, nanti kalau kakak yang unggah gantian, kamu yang tag aku, oke ya?)
Pertama, kata mian. Maksud ‘M’ disini adalah kata 미안하다 (Mianhada) yang merupakan kata dasar predikat yang berarti maaf. Untuk penggunaan lawan bicara yang sudah akrab. kita boleh menggunakan 미안해 (mianhae) atau 미안 (mian) kalau sudah akrab sekali. Sedangkan untuk lawan bicara yang baru kenal, kita harus menggunakan 죄송합니다 (jwesonghamnida), bentuk kata hormat dari maaf. Sehingga tidak ada kata ‘mianhin’ dalam bahasa Indonesia maupun Korea. Kedua, jebal. Artinya, tolong.
Melihat analisis di atas, sangat memalukan bukan apabila bahasa Indonesia dan bahas Korea digabungkan di dalam kalimat? Bukannya terlihat ‘keren’, namun pemakainya malah terlihat ‘bodoh’. Dua jenis bahasa yang sangat berbeda tata bahasa, sangat sulit untuk digabungkan menjadi satu. Apalagi bahasa Korea sangat menggunakan tingkatan bahasa untuk lawan bicara yang berbeda, hal ini tidak ada dalam bahasa Indonesia. Jadi, hanya ada dua pilihan. Menggunakan bahasa ibu kita, bahasa Indonesia. Atau menggunakan bahasa Korea. Pilihlah salah satu, jangan menggabungkan keduanya.

No comments:

Post a Comment